Saat
bangsa Roma menaklukkan Britania kira-kira 2000 an tahun yang lalu, kalender
mereka memakai perhitungan fase-fase bulan. Kalender ini lama kelamaan menjadi begitu meleset dari
musim-musim, sehingga ia ketinggalan dua atau tiga bulan di belakang.
Raja
Julius Caesar, berketetapan hati untuk membetulkannya. Julius Caesar pernah ke
Mesir dan melihat kelebihan sebuah kalender yang berdasarkan perhitungan
matahari. Dia minta bantuan seorang ahli Ilmu Falak yang tinggal di kota
Alexandria di Mesir.
Nama
ahli ilmu Falak itu ialah Sosigenes dan kalendernya mempunyai 365 hari dalam
setahun. Karena panjang sebenarnya satu tahun adalah 365 ¼ hari, Sosigenes
menambahkan satu hari lagi pada tiap tahun keempat. Kalender itu kalendernya
menjadi hampir tepat tiap tahun keempat. Tahun yang mempunyai 1 hari tambahan
itu disebut tahun kabisat, dan dalam tahun itu panjang bulan
berselang-selang tiga puluh satu dan
tiga puluh hari sepanjang tahun. Selama tiap tahun dari ketiga tahun lainnya
itu satu hari harus di ambil, agar jumlahnya tepat 365. Sebenarnya dapat saja
di ambil satu hari dari salah satu bulan yang mempunyai tiga puluh satu hari,
tetapi ia malah mengambil satu hari dari bulan Februari, sehingga bulan itu
tinggal mempunyai 29 hari.
Bulan
ke lima dari kalender mereka (ketujuh dalam kalender kita) dinamakan Julius
(July), bersamaan dengan bulan wafatnya Julius. Bulan berikutnya di namakan
Agustus menurut nama kaisar pengganti Julius. Menurut cerita kaisar Augustus
ingin supaya bulannya mempunyai jumlah hari yang sama dengan bulan Julius, jadi
sehari lagi terpaksa diambil dari bulan Februari untuk membuat bulan Agustus
sama dengan July, yang mempunyai tiga puluh satu hari masing-masing.
Diambil dari
Cerita Waktu,Kalender dan Jam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar